Di negara maju, colorectal cancer atau kanker kolon alias kanker usus besar sudah menjadi salah satu penyebab kematian utama. Di Indonesia, kasus keja dian nya pun cukup besar. Sayang, tak banyak yang mewaspadai kehadirannya.
DI Singapura, misalnya, kanker kolon menempati posisi puncak sebagai kanker yang paling banyak diidap. Posisi serupa juga terjadi di Taiwan . Sementara di Jepang dan Korea , kanker kolon menempati posisi kedua sebagai kanker pembunuh terbesar. Bahkan di Amerika, kanker kolon berada di posisi ke dua sebagai kanker yang paling mematikan.
Bagaimana dengan Indonesia ? Spesialis bedah digestive RSU dr Soetomo dr Iwan Kristian mengatakan, setiap hari sedikitnya terdapat 200 pasien baru kanker kolon yang dirujuk ke RSU dr Soetomo. Yang membuat miris, sekitar 30 persen dari pasien kanker kolon tersebut berusia di bawah 40 tahun. "Ini artinya, kanker kolon sudah mulai banyak menyerang orang-orang muda usia," kata Iwan .
Penyebab pasti tingginya angka pengidap tersebut belum diketahui. Tapi diduga kuat gaya hidup tidak sehat adalah biang utamanya. Penyebab itu menempati porsi 30 persen, paling besar dibanding faktor risiko yang lain, seperti adanya riwayat kanker usus besar dalam keluarga dan faktor genetik yang persentasenya sekitar 5-10 persen saja. Dengan kata lain, kanker kolon sudah menjadi bagian dari lifestyle disease alias penyakit yang muncul akibat gaya hidup.
Gaya hidup yang tidak sehat, menurut Iwan , erat kaitannya dengan pola makan yang tidak seimbang. Pilihan makanan seperti konsumsi daging merah, lemak, makanan mengandung pengawet, dan goreng-gorengan yang banyak mengandung trans-fat menjadi penyulut hadirnya kanker kolon. Faktor penunjang lainnya adalah kebiasaan merokok dan kurang olahraga.
Kebiasaan konsumsi makanan tak sehat dan merokok membawa zat karsinogenik ke tubuh. Sel-sel usus besar yang terpapar zat-zat kimia dari makanan serta racun-racun dari sampah makanan dan polusi akan memicu munculnya sel abnormal (polip). Sel-sel ini akan mengalami beberapa kali mutasi sebelum akhirnya berubah menjadi sel kanker ganas. "Karena itu, pola gaya hidup sehat merupakan kunci utama pencegahan kanker usus besar," tegas Iwan .
Sebenarnya, kanker kolon merupakan jenis kanker yang sangat mudah dicegah. Jenis kanker ini berbeda dengan jenis kanker lain yang biasanya muncul secara tiba-tiba. Kanker kolon umumnya diawali dengan munculnya polip dalam usus besar. Polip ini membutuhkan waktu bertahun-tahun untuk menjadi kanker. Jika polip di usus itu dihilangkan, maka kemungkinan timbulnya kanker bisa dicegah.
Yang juga perlu diwaspadai adalah gejala-gejala tidak biasa pada pencernaan. Misalnya, pola buang air besar (BAB) yang biasanya lancar menjadi konstipasi atau diare. Tambah hati-hati lagi jika mengalami keluhan perut mulas tapi sangat sulit BAB, keluar darah saat ke belakang, nyeri perut sebelah bawah yang tidak kunjung hilang, bentuk kotoran yang panjang dan tipis seperti pensil, adanya anemia, serta penurunan berat badan yang drastis.
Sayang, lanjut Iwan , kesadaran masyarakat terhadap kesehatan pencernaan kurang begitu besar. Bahkan, tidak sedikit yang menganggap perubahan pola BAB dan keluhan pencernaan tersebut sebagai hal yang biasa. Padahal, gejala itu bisa menjadi pertanda adanya keganasan di dalam saluran cerna. ''Harus diakui, masalah kanker kolon memang kurang tersosialisasi. Kampanyenya tidak terlalu banyak jika dibandingkan kanker payudara dan kanker serviks,'' lanjut Iwan . Padahal, kanker kolon ini bisa menyerang siapa saja tanpa memandang usia dan gender. Artinya, laki-laki maupun perempuan sama besar risikonya mengidap kanker usus besar ini.
Agar terhindar dari kanker kolon, gaya hidup sehat harus dimulai sejak usia dini. ''Kebiasaan- kebiasaan buruk, seperti konsumsi fast food, harus dihilangkan, '' kata Iwan . Tindakan pencegahan dengan gaya hidup, lanjut Iwan lagi, bisa dilakukan dengan memperbanyak makanan berserat yang mampu menyerap lemak-lemak jahat serta sampah-sampah makanan.
Selanjutnya, biasakan makan pagi dengan menu sehat. Sebab, usus lebih aktif menyerap di pagi hari dan lebih bersifat membersihkan pada siang hari. Langkah berikutnya, konsumsi multivitamin dan jangan lupa untuk berolahraga rutin setiap hari. (ign/fat)
|